PEMUDA INDONESIA SAAT INI

Nama : Boy Parulian NPM : 51416469 

PEMUDA INDONESIA ERA GLOBALISASI 

Indonesia merupakan Negara yang memiliki jumlah penduduk 249,9 juta (2013). Sekitar 62,53 juta jiwa Indonesia adalah pemuda. Dengan jumlah sebanyak itu, pemuda Indonesia diharapkan mempunyai kualitas, kompetensi, dan daya saing dalam era globalisasi. Era globalisasi merupakan era yang memberikan banyak kemudahan dalam segala hal karena internet. Internet dapat memberi keuntungan dan kerugian, dengan internet bisa mengetahui kebudayan Negara lain.

Kemudahan yang didapat karena adanya internet membuat pemuda Indonesia kehilangan identitas bangsa Indonesia. Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional karena Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memilki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia . Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa yang diangkat dari filsafat hidup bangsa Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat Negara yaitu Pancasila. Pancasila yang merupakan identitas bangsa Indonesia saakan tidak ada arti lagi. Sila ke-2 “ Kemanusia yang adil dan beradab ” menjadi tidak bernilai lagi, karena banyak pemuda – pemuda yang lebih diam/pasif, tidak banyak berbuat, lebih apatis dan mempertahankan kenyamanan yang dirasakan. Ketika ada kecelakaan seharusnya di tolong, tetapi tidak sedikit pemuda justru mengabadikan momen tersebut lalu di “upload” ke media sosial. Hal tersebut membuat sila ke-2 hanya menjadi “kalimat mutiara” saja. 

Lunturnya identitas bangsa Indonesia dikalangan pemuda - pemuda Indonesia di sebabkan oleh adanya globalisasi. Globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak dan elektronik. Sebenarnya globalisasi memiliki dampak positif, seperti: 
• Memperoleh informasi dan penambahan ilmu pengetahuan alam maupun sosial akan mudah dijangkau bagi setiap individu di berbagai belahan dunia manapun
 • Jalinan komunikasi akan semakin mudah dan semakin canggih
 • Mobilitas yang tinggi akan memudahkan siapapun di era globalisasi akan mudah dalam melakukan perjalanan baik perjalanan jauh maupun perjalanan pendek dengan adanya alat transportasi yang semakin beragam 
• Sikap kosmopolitan ataupun toleransi antara satu individu dengan yang individu lain akan meningkat
 • Perkembangan ekonomi, sosial dan budaya dengan globalisasi ini akan membawa individu semakin semangat dalam meningkatkan potensi dirinya 
• Pemenuhan kebutuhan yang semakin kompleks dan tidan terbatas sedikit demi sedikit akan mulai terpenuhi secara berkala pada era globalisasi.

Hal yang disayangkan adalah pemuda – pemuda Indonesia sedikit yang memanfaatkan adanya globalisasi. Budaya – budaya luar yang tidak sesuai identitas bangsa indonesia masuk ke dalam negeri, lalu diterapkan oleh pemuda Indonesia menjadi trend hidup. Dari cara berpakaian banyak pemuda – pemuda Indonesia yang berdandan seperti selebritis yang cenderung dengan berdandan budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas-jelas tidak sesuai dengan kebudayaan Indonesia. Kebudayaan Indonesia yang sopan, ramah, sudah jarang dipraktekkan pemuda Indonesia. Pemuda Indonesia pada era globalisasi merasa lebih “gaul”,”nyaman” menerapakan kebudayaan luar negeri dalam hal berpakaian. 

Dalam arus globalisasi ada banyak tantangan yang di hadapi oleh Negara Indonesia , maka ada begitu banyak pula tuntutan untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi tersebut. Termasuk juga tantangan dalam mempertahankan jati diri bangsa. Untuk menghadapi hal ini perlu adanya strategi untuk mempertahankan identitas nasional yang merupakan jati diri bangsa, diantaranya dengan mengembangkan nasionalisme, pendidikan, budaya dan Bela Negara.

Nasionalisme bisa menjadi pemicu kebangkitan kembali identitas bangsa Indonesia. Ketika kita mengerti akan perjuangan kemerdekaan Indonesia,maka kita akan cinta tanah air. Selain melalui pengembangan nasionalisme, pendidikan juga dapat mngembalikan identitas bangsa Indonesia. Pendidikan nasional mempunyai peran yang sangat besar didalam pembentukan jati diri bangsa Indonesia. Salah satu kenyataan bangsa Indonesia ialah memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dengan jumlah suku bangsa yang ratusan dengan budayanya masing-masing merupakan kekayaan yang sangat berharga didalam pembentukan bangsa Indonesia yang multikultural. Didalam upaya pembentukan dan mempertahankan jati diri bangsa, peran pendidikan sangat efektif untuk menimbulkan rasa memiliki dan keinginan untuk mengembangkan kekayaan nasional dari masing-masing budaya lokal . Warna pendidikan adalah warna suatu bangsa. Identitas nasional yang dikembangkan melalui pendidikan diharapkan akan memberi harapan positif bagi kemajuan bangsa ini untuk mempertahankan karakteristiknya sebagai sebuah bangsa yang beradab, bangsa yang santun, bangsa yang toleran, bangsa yang menghargai perbedaan dan bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Ada banyak cara lain untuk dapat menjaga identitas bangsa selain contoh diatas.

Arus globalisasi yang demikian pesatnya mempengaruhi identitas nasional dan berpotensi merosotnya nilai-nilai budaya bangsa. Pemuda indonesia tidak lagi memperhatikan budayanya sendiri apalagi punya keinginan dan dorongan untuk melestarikan. Pemuda Indonesia cenderung mengadopsi dan menerapkan budaya asing dan mengabaikan budaya sendiri. Budaya yang asli dianggap kuno dibandingkan dengan budaya asing yang dianggap lebih modern. Pemikiran dan pemahaman seperti inilah yang membuat menurunnya nilai-nilai kebudayaan asli bangsa dan berpotensi hilangnya identitas bangsa yang sebenarnya. Menyikapi hal ini maka dianggap penting untuk mempertahankan identitas nasional demi eksistensi bangsa. Salah satu alasan pentingnya mepertahankan nilai-nilai budaya sendiri adalah karena nilai-nilai budaya suatu negara adalah identitas negara tersebut didepan dunia internasional . Jika kita sebagai masyarakat Indonesia tidak mengahargai dan mempertahankan budaya kita sendiri, siapa yang akan mempertahankannya? Jika kita tidak mempertahankan budaya kita sendiri sama saja dengan kita membuang identitas negeri kita didepan dunia internasional yang akan membuat negara kita tidak terpandang didepan negara-negara lain. Dengan kita lebih menghargai dan mempertahankan budaya kita, akan lebih banyak lagi negara-negara yang akan tahu tentang bangsa kita dan dapat mendatangkan berbagai keuntungan dalam hal moneter ataupun hal non-moneter seperti nama Indonesia yang terpandang sebagai negara dengan berbagai keunikan dan keindahan alam. 

Disinilah kita sebagai warga negara harus mampu mengaembangkan jati diri bangsa, jangan sampai budaya kita diganti dengan budaya asing atau budaya luar. Terlebih kita sebagai mahasiswa harus berpartisipasi dalam mempertahankan identitas nasional. Jika seluruh pemuda Indonesia cinta tanah air maka semboyan Ir.Soekarno akan berlaku: "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia". Jadilah pemuda yang dapat mengguncang dunia.

Komentar