Manusia
Sebagai Subjek dan Objek dalam IPTEK
Latar Belakang
Bumi berisi
benda mati dan mahluk hidup. Mahluk hidup terdiri dari tumbuhan, hewan dan
manusia. Manusia merupakan mahluk hidup yang paling unggul, karena manusia
diberi akal untuk menguasai, mengontrol mahluk hidup dan benda mati yang ada
pada bumi. Akal yang dimiliki oleh manusia mengakibatkan ilmu dan teknologi
tercipta.
Akal dari
manusia dapat menciptakan Ilmu pengetahuan teknologi, sains dan seni yang
memiliki keterkaitan satu sama lain. Di zaman modern ini, manusia tidak dapat di
pisahkan dari iptek, sains, dan seni sebagai kebutuhan di era globalisasi.
Iptek, sains, dan seni saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan karena
dapat mempengaruhi kehidupan manusia baik pengaruh negatif maupun positif,
namun terkadang manusia tidak menyadari bahwa mereka menjadikan sains, seni,
dan iptek lebih dominan ke arah negatif, sebagaimana kita ketahui bahwa
terdapat banyak penyalahgunaan iptek, sains, dan seni yang terjadi sehingga banyak menimbulkan kerugian di
berbagai pihak terutama pada generasi muda. Pemahaman tentang iptek, sains dan
seni sangat penting bagi manusia agar tidak ada lagi manusia yang mempergunakan
iptek, sains, dan seni tidak pada semestinnya. Maka dari itu penulis mengangkat
materi yang berhubungan dengan Manusia, Sains, Iptek, dan Seni agar dapat
memecahkan masalah yang terjadi di era globalisasi ini agar kedepannya manusia
dapat bertindak lebih baik.
Rumusan Masalah
Apa itu teknologi ?
Apa itu sains ?
Bagaimana manusia menjadi subjek
dan objek pada iptek, sains ?
Pembahasan
Pengertian Sains
Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti
harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains
merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan
bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan
mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak
dapat dipisahkan. "Real
Science is both product and process, inseparably Joint"
(Agus. S. 2003: 11)
Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para
ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang
gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya
menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains
ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.
Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fisik & nonmanusia tentang Bumi dan alam
sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu
terapan, yang keduanya dibedakan dari ilmu
sosial, humaniora, teologi, dan seni.
Matematika tidak dianggap sebagai ilmu alam, akan
tetapi digunakan sebagai penyedia alat/perangkat dan kerangka kerja yang digunakan
dalam ilmu-ilmu alam. Istilah ilmu alam juga digunakan untuk mengenali
"ilmu" sebagai disiplin yang mengikuti metode
ilmiah, berbeda dengan filsafat
alam. Di
sekolah, ilmu alam dipelajari secara umum di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam(biasa disingkat
IPA).
Tingkat kepastian ilmu alam relatif tinggi mengingat objeknya yang
kongkrit, karena hal ini ilmu alam lazim juga disebut ilmu pasti.[1]
Di samping penggunaan secara tradisional di atas, saat ini istilah
"ilmu alam" kadang digunakan mendekati arti yang lebih cocok dalam
pengertian sehari-hari. Dari sudut ini, "ilmu alam" dapat menjadi
arti alternatif bagi biologi, terlibat
dalam proses-proses biologis, dan dibedakan dari ilmu
fisik (terkait dengan hukum-hukum fisika dan kimia yang
mendasari alam semesta). https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_alam
Pengertian teknologi
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk
menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan
hidup manusia.
Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber
daya alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah tentang
kemampuan mengendalikan api telah
menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah
membantu manusia dalam beperjalanan dan mengendalikan lingkungan mereka.
Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin
cetak, telepon, dan Internet, telah
memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan
memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global.
Tetapi, tidak semua teknologi digunakan untuk tujuan damai; pengembangan senjata penghancur
yang semakin hebat telah berlangsung sepanjang sejarah, dari pentungan sampai senjata
nuklir.
Teknologi telah mempengaruhi masyarakat dan
sekelilingnya dalam banyak cara. Di banyak kelompok masyarakat, teknologi telah
membantu memperbaiki ekonomi (termasuk ekonomi global masa kini) dan telah
memungkinkan bertambahnya kaum senggang. Banyak
proses teknologi menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki, yang
disebut pencemar, dan menguras sumber daya alam, merugikan,
dan merusak Bumi dan lingkungannya. Berbagai
macam penerapan teknologi telah memengaruhi nilai suatu
masyarakat, dan teknologi baru seringkali mencuatkan pertanyaan-pertanyaan
etika baru. Sebagai contoh, meluasnya gagasan tentang efisiensi dalam
konteks produktivitas manusia, suatu istilah yang pada awalnynya hanya
menyangkut permesinan, contoh lainnya adalah tantangan norma-norma tradisional.
bahwa keadaan ini membahayakan lingkungan, dan mengucilkan
manusia; penyokong paham-paham seperti transhumanisme dan tekno-progresivisme memandang
proses teknologi yang berkelanjutan sebagai hal yang menguntungkan bagi masyarakat,
dan kondisi manusia. Tentu saja, paling sedikit hingga saat ini, diyakini bahwa
pengembangan teknologi hanya terbatas bagi umat manusia, tetapi kajian-kajian
ilmiah terbaru mengisyaratkan bahwa primata lainnya,
dan komunitas lumba-lumba tertentu telah mengembangkan
alat-alat sederhana, dan belajar untuk mewariskan pengetahuan mereka kepada
keturunan mereka.
Penggunaan istilah 'teknologi' (bahasa
Inggris: technology) telah berubah secara signifikan lebih dari
200 tahun terakhir. Sebelum abad ke-20, istilah ini tidaklah lazim dalam bahasa
Inggris, dan biasanya merujuk pada penggambaran atau pengkajian seni terapan.[1] Istilah ini seringkali
dihubungkan dengan pendidikan teknik, seperti di Institut Teknologi
Massachusetts (didirikan pada tahun 1861).[2] Istilah technology
mulai menonjol pada abad ke-20 seiring dengan bergulirnya Revolusi
Industri Kedua. Pengertian technology berubah pada permulaan abad ke-20
ketika para ilmuwan sosial Amerika, dimulai oleh Thorstein Veblen,
menerjemahkan gagasan-gagasan dari konsep Jerman, Technik, menjadi technology.
Dalam bahasa Jerman dan bahasa-bahasa Eropa lainnya,
perbedaan hadir di antara Technik dan Technologie yang saat itu
justru nihil dalam bahasa Inggris, karena kedua-dua istilah itu biasa
diterjemahkan sebagai technology.
Pada dasawarsa 1930-an, technology tidak hanya merujuk pada
'pengkajian' seni-seni industri, tetapi juga pada seni-seni industri itu
sendiri.[3] Pada tahun 1937, seorang sosiolog
Amerika, Read Bain, menulis bahwa technology includes all tools, machines,
utensils, weapons, instruments, housing, clothing, communicating and
transporting devices and the skills by which we produce and use them
("teknologi meliputi semua alat, mesin, aparat, perkakas, senjata, perumahan,
pakaian, peranti pengangkut/pemindah dan pengomunikasi, dan keterampilan yang
memungkinkan kita menghasilkan semua itu").[4]
Definisi yang diajukan Bain masih lazim dipakai oleh kaum
terpelajar hingga saat ini, terkhusus ilmuwan sosial. Tetapi ada juga definisi
yang sama menonjolnya, yakni definisi teknologi sebagai sains terapan,
khususnya di kalangan para ilmuwan, dan insinyur, meskipun sebagian besar
ilmuwan sosial yang mempelajari teknologi menolak definisi ini.[5] Yang lebih
baru, para kaum terpelajar telah meminjam dari para filsuf Eropa, technique,
untuk memperluas makna technology ke berbagai macam bentuk nalar
instrumental, seperti dalam karya Foucault tentang techniques
de soi, yang diterjemahkan sebagai technologies of the self atau teknologi
diri.
Kamus-kamus, dan para sarjana telah memberikan berbagai macam
definisi. Kamus Merriam-Webster memberikan definisi
"technology" sebagai the practical application of knowledge especially
in a particular area (terapan praktis pengetahuan, khususnya dalam ruang
lingkup tertentu) dan a capability given by the practical application of
knowledge (kemampuan yang diberikan oleh terapan praktis pengetahuan).[6] Ursula Franklin, dalam
karyanya dari tahun 1989, kuliah "Real World of Technology",
memberikan definisi lain konsep ini; yakni practice, the way we do things
around here (praktis, cara kita memperbuat ini semua di sekitaran sini).[7] Istilah ini
seringkali digunakan untuk mengimplikasikan suatu lapangan teknologi tertentu,
atau untuk merujuk teknologi tinggi atau
sekadar elektronik konsumen, bukannya
teknologi secara keseluruhan.[8] Bernard Stiegler, dalam Technics
and Time, 1, mendefinisikan technology dalam dua cara: sebagai the
pursuit of life by means other than life (pencarian kehidupan, dalam artian
lebih dari sekadar hidup), dan sebagai organized inorganic matter
(zat-zat anorganik yang tersusun rapi).[9]
Secara umum, teknologi dapat didefinisikan sebagai entitas, benda
maupun tak benda yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan, dan
pemikiran untuk mencapai suatu nilai. Dalam penggunaan ini, teknologi merujuk
pada alat, dan mesin yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah
di dunia nyata. Ia adalah istilah yang mencakupi banyak hal, dapat juga meliputi
alat-alat sederhana, seperti linggis atau sendok kayu, atau
mesin-mesin yang rumit, seperti stasiun luar angkasa atau pemercepat partikel. Alat, dan
mesin tidak mesti berwujud benda; teknologi virtual, seperti perangkat
lunak dan metode bisnis, juga termasuk ke dalam definisi
teknologi ini.[10]
Kata "teknologi" juga digunakan untuk merujuk sekumpulan
teknik-teknik. Dalam konteks ini, ia adalah keadaan pengetahuan manusia saat
ini tentang bagaimana cara untuk memadukan sumber-sumber, guna menghasilkan
produk-produk yang dikehendaki, menyelesaikan masalah, memenuhi kebutuhan, atau
memuaskan keinginan; ia meliputi metode teknis, keterampilan, proses, teknik,
perangkat, dan bahan mentah. Ketika dipadukan dengan istilah lain, seperti
"teknologi medis" atau "teknologi luar angkasa", ia merujuk
pada keadaan pengetahuan, dan perangkat disiplin pengetahuan masing-masing.
"Teknologi state-of-the-art" (teknologi termutakhir, sekaligus
tercanggih) merujuk pada teknologi tinggi yang tersedia bagi kemanusiaan di
ranah manapun.
Teknologi dapat dipandang sebagai kegiatan yang membentuk atau
mengubah kebudayaan.[11] Selain itu, teknologi adalah
terapan matematika, sains, dan berbagai seni untuk faedah kehidupan seperti
yang dikenal saat ini. Sebuah contoh modern adalah bangkitnya teknologi komunikasi, yang
memperkecil hambatan bagi interaksi sesama manusia, dan sebagai hasilnya, telah
membantu melahirkan sub-sub kebudayaan baru; bangkitnya budaya dunia
maya yang
berbasis pada perkembangan Internet dan komputer.[12] Tidak semua
teknologi memperbaiki budaya dalam cara yang kreatif; teknologi dapat juga
membantu mempermudah penindasan
politik dan peperangan melalui alat seperti pistol atau bedil. Sebagai
suatu kegiatan budaya, teknologi memangsa ilmu dan rekayasa, yang
masing-masing memformalkan beberapa aspek kerja keras teknologis.
Manusia Sebagai Subjek Dan
Objek Iptek
Dengan ilmu dan teknologi yang dimilik manusia
maka terciptalah berbagai industri dan hasilnya dapat dimanfaatkan dalam
berbagai bidang, antara lain:
1) Dalam bidang
pertanian, peternakan, dan perikanan
- Mampu menciptakan alat pertanian yang maju seperti traktor, alat pemotong dan penanam, alat pengolah hasil pertanian, dan alat penyemprot hama.
- Produksi pupuk buatan dapat membantu menyuburkan tanah, demikian juga dengan produksi pestisida dapat memungkinkan pemberantasan hama lebih berhasil.
- Teknik-teknik pemuliaan dapat meningkatkan produksi pangan.
- Teknik mutasi buatan dapat menghasilkan buah-buahan yang besar serta tidak berbiji.
- Teknologi pengolahan pascapanen seperti pengalengan ikan, dll.
- Budi daya hewan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan manusia.
2) Dalam bidang
kedokteran
Dengan hasilnya manusia menciptakan alat-alat operasi
mutakhir, bermacam-macam obat, penggunaan benda radioaktif untuk pengobatan dan
mendiagnosis berbagai penyakit, sehingga penyakit dapat dengan segera
disembuhkan.
3) Dalam bidang
telekomunokasi
Manusia telah membuat televisi, radio, telepon
yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan cepat dalam waktu yang singkat
manusia dapat memperoleh informasi dari daerah yang sangat jauh, sehingga
penggunaan waktu sangat efisien.
4) Dalam bidang
pertahanandan keamanan
Manusia telah mampu menciptakan alat atau
persenjataan yang sangat canggih, sehingga dapat mempertahankan keamanan
wilayahnya dengan baik.
B. Dampak Penyalahgunaan Iptek Bagi Kehidupan
1) Nuklir
Limbah radioaktif, seperti limbah-limbah lainnya
adalah bahan yang tidak dimanfaatkan lagi dan karena bersifat radioaktif,
limbah radioaktif tersebut mengandung potensi bahaya radiasi. Karena sifatnya
itu, pengelolaan lim-bah radioaktif perlu diatur dan diawasi untuk mencegah
timbulnya bahaya radiasi terhadap pekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan
hidup. Pengelolaan limbah radioaktif tersebut dilakukan oleh Badan Pelaksana
yang dalam pelaksanaannya dapat bekerja sama dengan pihak lain. Berda-sarkan
tingkat bahaya yang ditimbulkan, limbah radioaktif diklasifikasikan menjadi limbah
radioaktif tingkat rendah, tingkat sedang, dan tingkat tinggi.Untuk limbah
radioaktif tingkat rendah dan tingkat sedang oleh penghasil limbah dikumpulkan,
dikelompokkan, atau diolah dan disimpan sementara sebelum dikirim kepada Badan
Pelaksana untuk diproses selanjutnya. Karena limbah radioaktif tingkat tinggi
mempunyai potensi bahaya radiasi yang tinggi, penyimpanan sementara limbah
radioaktif tingkat tinggi dilakukan oleh penghasil limbah dalam waktu
sekurang-kurangnya selama masa operasi reaktor nuklir, sedangkan penyimpanan
lestarinya menjadi tanggung jawab Badan Pelaksana.Yang dimaksud dengan
pengusahaan dalam undang-undang ini pada umumnya adalah kegiatan usaha yang
bersifat komersial. Di dalam pengusahaan ini selain Badan Usaha Milik Negara, pihak
lain juga diberi kesempatan. Namun, untuk Badan Pelaksana pengertian wewenang
pengusahaan ini adalah bersifat nonkomersial atau nonprofit.
2) Polusi
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain
ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia
atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi
lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup No. 4 Tahun 1982).
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan
pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila
keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya,
karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi
bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.
Suatu zat dapat disebut polutan apabila:
1.jumlahnya melebihi jumlah normal
2. berada pada waktu yang tidak tepat
3. berada pada tempat yang tidak tepat
1.jumlahnya melebihi jumlah normal
2. berada pada waktu yang tidak tepat
3. berada pada tempat yang tidak tepat
3) Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan
oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda
langit (terutama planet atau satelit) yang
disebabkan atmosfernya.
Hubungan Subjek Dan Objek dalam Sains
Walaupun sains pada dasarnya bertujuan untuk
mengumpulkan berbagai pengetahuan tentang dunia sekitar, pada kenyataannya
sains tidak dapat dan tidak bisa berada dalam lingkup sosial yang kosong.
Karenanya sains tidak dapat dipisahkan dari upaya-upaya umat manusia, sains
tidak dapat dibahas tanpa mengacu baik secara sekilas maupun langsung pada
sejumlah persoalan sosial, politik, agama dan filsafat. Akibatnya, materi
pelajaran sains yang diajarkan di sekolah pun haruslah dihubungkan dengan lingkungan
sosial dimana sains tersebut berkembang dan digunakan.
Ketika ilmuwan dikatakan bahwa mereka harus
bertanggung jawab terhadap dampak sains pada masyarakat luas, wajah sains yang
berhubungan dan mempunyai dampak langsung (baik positif maupun negatif)
tersebut biasanya adalah aplikasi dari sains yaitu teknologi. Definisi yang
luas tentang teknologi adalah segala aspek dari aktivitas teknis manusia, tidak
hanya yang menghasilkan produk dari pabrik namun juga akumulasi pengetahuan
teknis dan berbagai teknik spesifik yang digunakan. Terdapat dua syarat
aplikasi sains yang berbentuk teknologi supaya bisa layak, yang pertama adalah
harus rasional (suatu kaidah yang berasal dari sains) dan kedua adalah harus
efisien, yaitu dalam hal penggunaan waktu, tenaga dan biaya.
Pandangan tentang sains dan hubungan eratnya dengan
teknologi, memunculkan perspektif baru terhadap pendidikan sains di sekolah.
Kita tidak hanya secara cepat dan bisa memiliki produk teknologi bagi kehidupan
sehari-hari, kita juga mempunyai produk teknologi yang makin kompleks dan makin
maju yang merubah kualitas hidup manusia. Bioteknologi misalnya, pada saat ini
mampu memanipulasi proses dan mengubah suatu proses alami secara dramatis.
Kelahiran Dolly yang diumumkan pada tahun 1996, domba hasil cloning mengubah
persepsi bahwa sel reproduksi saja yang bisa menjadi mahluk hidup, sekaligus
aplikasi pada pada mahluk hidup lainnya. Berbagai hal ini merupakan informasi
penting bagi siswa dan akan menjadi bagian penting dari kurikulum sains sekolah.
Tetapi berbagai hal tersebut tidak hanya akan membawa perubahan pada
pengetahuan dan system nilai dari sains dan teknologi saja, namun hal lainnya
juga seperti perspektif sosial yang berhubungan dengan kualitas hidup, factor
ekonomi dan pertimbangan etis.
Pengajaran sains di sekolah yang menyertakan
perkembangan sains dan teknologi diharapkan mendorong siswa untuk menilai
berbagai sains dan teknologi yang ada. Pandangan ini sepertinya akan meniadakan
fokus tradisional dari mata pelajaran sains. Namun, penekanan pada sains dan
teknologi ini akan mengembangkan pemahaman siswa terhadap latar belakang
pengetahuan yang berhubungan dengannya, walaupun dalam beberapa hal melibatkan
hal yang rumit. Pengetahuan tradisional dari mata pelajaran sains tidak akan pernah
hilang, malahan relevansi mata pelajaran terhadap dunia nyata dan daya tarik
buat siswa akan meningkat.
Hal lain yang menjadi perhatian adalah terdapatnya
perbedaan cara pandang dari cara pandang ilmiah dengan cara pandang yang biasa
digunakan sehari-hari. Pendapat umum yang menyebutkan pada saat kita tumbuh
dewasa dan makin memahami dunia secara lebih baik merupakan hasil proses
belajar yang mirip dengan proses sains, tidaklah sepenuhnya benar. Terdapat
berbagai perbedaan antara kegiatan sains dengan pola kehidupan sehari-hari
(lihat Tabel dibawah). Hal inilah yang membuat sains begitu sukses berkembang
dan mempengaruhi hidup umat manusia selama ini, dan juga menjadikan sains
sebagai mata pelajaran penting yang harus diajarkan di sekolah.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Manusia adalah makhluk hidup yang mempunyai akal kepintaran. Bermula dari rasa
ingin tahu manusia mencari ilmu pengetahuan yang terdiri dari ilmu social
science (ilmu pengetahuan sosial) dan natural science (ilmu
pengetahuan alam). Kemudian dari ilmu pengetahuan tersebut, manusia belajar
menciptakan teknologi. Teknologi adalah keseruhan sarana untuk menyediakan
barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Teknologi yang diciptakan manusia dengan kreativitasnya semakin hari semakin
maju dan memberikan dampak positif juga negatif bagi manusia.
Manusia sebagai subjek merupakan
manusia yang menciptakan sesuatu penemuan baru, dapat bermanfaat bagi
kelangsungan hidup. Manusia sebagai objek adalah yang memakai atau menggunakan
penemuan tersebut. Teknologi dapat bermanfaat antara lain semakin dekat jarak
antar manusia, semakin cepat dan mudah suatu pekerjaan terselesaikan, dan masih
banyak lagi. Dampak negatifnya adalah manusia menjadi malas dan ketergantungan
dan penyalahgunaan teknologi tersebut.
SARAN
Akal yang dimiliki oleh setiap manusia
seharusnya dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Ciptakan sesuatu yang memiliki
manfaat untuk keberlangsungan hidup dibumi. Bumi tidak hanya berisi manusia
saja, bumi berisi mahluk hidup lain , jadi kita sebagai mahluk hidup yang
berakal harus merawat mahluk hidup lain seperti kita merawat diri sendiri.
Komentar
Posting Komentar