Tuntong



Tuntong laut merupakan satu di antara 29 spesies kura-kura air tawar di Indonesia. Habitat mereka nyaris punah karena diburu dan telurnya diselundupkan ke luar negeri.

Ciri fisik kura-kura ini antara lain terdapat tiga garis hitam pada cangkang jantan, dan cokelat keabu-abuan pada cangkang betina. Namun sering pula ditemukan tuntong yang seluruh cangkangnya berwarna hitam.

Kepala pejantan berwarna putih atau abu-abu dengan garis merah, sedangkan betina berwarna cokelat dan bergaris merah. Itu sebabnya tuntong juga dikenal dengan nama kura-kura jidat merah. 

Habitat tuntong di muara anak sungai atau perairan di sekitar hutan mangrove dengan salinitas 0-10 persen. Aktivitas mereka lebih sering di air, dan hanya sesekali muncul ke daratan untuk berjemur atau bertelur. 

Sekali bertelur, induk betina menghasilkan 12-22 butir dalam satu sarang. Pucuk, tunas, dan buah mangrove menjadi makanan favorit mereka, selain kerang. 

Populasi tuntong tersebar di sepanjang pesisir Sumatera dan Kalimantan, termasuk Malaysia dan Brunei Darussalam hingga Thailand. Di Sumatera, populasi mereka bisa ditemukan di Aceh Tamiang dengan habitat terbesar berada di Kecamatan Seruway, Bendahara, dan Banda Mulia. 

Namun populasi dan habitat tuntong semakin tergerus akibat perburuan dan kerusakan lingkungan. Di Aceh Tamiang diperkirakan hanya terdapat 200 sarang yang masing-masing berisi tujuh hingga 27 butir telur selama musim bertelur tuntong

Temuan ini berdasarkan riset terakhir Yayasan Satu Cita Lestari Indonesia pada 2017. Lembaga lokal yang concern terhadap pelestarian tuntong di Aceh Tamiang ini memasang microchip pada 75 tuntong untuk menyusuri populasi tuntong lainnya.

Kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan mengingat tidak semua telur bisa menetas dan menjadi tuntong dewasa. Apalagi Aceh Tamiang dianggap sebagai benteng terakhir bagi habitat tuntong laut di Indonesia. Hal tersebut terungkap berdasarkan survei Yayasan Satu Cita Lestari Indonesia bersama pegiat lingkungan dari Kalimantan, Riau, dan Sumatera Utara. 

"Selain biawak dan babi hutan, manusia menjadi predator telur tuntong laut," kata Ketua Yayasan Satu Cita Lestari Indonesia, Yusriono, saat diwawancarai Senin (13/11).

Tuntong selama ini memang termasuk satwa langka dan dilindungi. International Union for Conservation of Nature (IUCN) bahkan menetapkan tuntong sebagai satwa yang sangat terancam punah atau kritis (critically endagered). 

Sementara itu, Konvensi Internasional Perdagangan Tumbuhan dan Satwa Liar Spesies Terancam Punah (Cites) memasukkan tuntong dalam daftar Apendix II. Spesies ini bisa terancam punah apabila terus diperdagangkan tanpa pengaturan yang tegas.

Tuntong juga masuk dalam daftar 55 jenis penyu dan kura-kura paling terancam punah di dunia versi Wildlife Conservation Society dan Turtle Conservation Coalition. Perlindungan terhadap tuntong juga tertuang dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 57 Tahun 2008. Pemerintah menetapkan tuntong sebagai satu di antara jenis satwa yang mendapat prioritas nasional untuk dilestarikan. 

Komentar